Sabtu, 09 Juni 2012

EKSKRESI ZAT BUANGAN BERNITROGEN DAN OSMOREGULASI

0 komentar
          
Sumber utama zat buangan yang mengandung nitrogen adalah dari deaminasi asam amino yang berlebihan. Deaminasi asam amino akan menghasilkan amonia yang bersifat sangat toksik dan karena itu harus segera dibuang. Karena bersifat sangat larut dalam air, amonia dapat segera dikeluarkan dari tubuh dan tidak berbahaya serta aman bila diencerkan dengan banyak air.Pengenceran ini tidak menimbulkan masalah pada hewan yang dalam tubuhnya banyak mengandung air seperti pada hewan yang hidup pada air tawar. Hewan yang hidup dilaut dan didarat dihadapkan pada masalah dalam memperoleh dan konservasi air. Oleh karena itu, zat buangan yang mengandung nitrogen tidak dilakukan dengan cara tersebut diatas tapi dilakukan dengan cara lain.
          Osmoregulasi merupakan proses homeostasis yang menjaga kadar cairan tubuh selalu dalam keadaan konstan. Seperti telah diketahui bahwa cairan tubuh sebagian terdapat didalam sel dan sebagian diluar sel. Cairan yang terdapat didalam sel disebut dengan intrasel dan yang terdapat diluar sel disebut cairan ekstrasel. Osmoregulasi bukanlah istilah yang semata-mata hanya untuk menyatakan pengendalian neraca air dalam mahluk hidup. Dalam arti kata yang lebih luas juga termasuk pengendalian komposisi cairan tubuh yang dalam banyak hal merupakan cairan yang sangat rumit. 
           Mekanisme osmoregulasi merupakan hubungan antara 2 larutan yang dipisahkan oleh membran yang bersifat permeabel yang dapat dijelaskan dengan istilah tonisitas. Cairan tubuh hewan yang hidup diair tawar pada umumnya bersifat hipertonik dibandingkan dengan lingkunganya, sedangkan hewan yang hidup diair asin terutama hewan vertebrata bersifat hipotonik terhadap air laut. Sebaliknya banyak hewan invertebrata yang hidup diair laut yang cairannya tubuhnya bersifat isotonik terhadap air laut. Bila kadar zat terlarut dalam lingkungan air meningkat atau volume air menurun, hewan akan mengadakan tanggapan dengan salah satu cara diantara dua cara yaitu menyesuaikan kadar cairan tubuhnya dengan kadar lingkungannya (osmoconformer) atau mempertahankan kadar cairan tubuhnya meskipun kadar lingkungannya berubah (osmoregulator) .
            Organ ekskresi dengan organ yang berkaitan dengan osmoregulasi pada ikan adalah insang dan ginjal. Kedua organ ini dapat ditembus dengan air, zat buangan bernitrogen dan ion-ion dan mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran. Ginjal tidak seperti insang yang dipisahkan dari lingkungan luar oleh dinding tubuh, jaringan tubuh, cairan tubuh sehingga ginjal dipandang mampu untuk mengendalikan volume dan komposisi cairan tubuh. Meskipun ikan hidup dilingkungan akuatik, namun demikian terdapat perbedaan mekanisme ekskresi dan osmoregulasi antara ikan yang hidup diair tawar dengan ikan yang hidup diair laut. 
            Ikan yang hidup diair tawar pada umumnya kadar osmotik cairan tubuhnya adalah 300 Mosm per liter dan bersifat hipertonik dibandingkan dengan lingkungannya. Meskipun permukaan tubuhnya dilindungi oleh sisik dan mukus yang relatif impermeabel, namun demikian banyak air yang masuk kedalam tubuh  dan juga terjadi pengeluaran ion-ion melintasi insang yang bersifat sangat permeabel. Selain itu insang disini juga merupakan organ ekskresi yang membuang zat buangan bernitrogen dalam bentuk amonia. Untuk menjaga cairan tubuhnya agar tetap konstan , ikan air tawar secara terus menerus membuang sejumlah besar air. Ini dilakukan dengan cara memproduksi sejumlah besar filtrat glomerulus dan kemudian dilakukan reabsorpsi pilihan zat terlarut dari tubulus renalis menuju kedalam darah yang terdapat dikapiler peritubuler. Akibatnya terbentuklah urine dengan jumlah yang besar, bersifat encer, mengandung amonia, dan mengandung sedikit zat terlarut. Ion-ion yang hilang dari cairan tubuh diganti dengan makanan yang dimasukan kedalam tubuh dari lingkungannya dengan perantaraan sel khusus yang terdapat dalam insang.
           Ikan air asin yang tergolong teleostei menjaga cairan tubuhnya agar tetap bersifat hipotonik terhadap lingkungannya. Permukaan tubuhnya bersifat impermeabel terhadap air dan ion-ion karena adanya sisik dan mukus, tetapi lalu lintas air dan ion-ion masih dapat terjadi melalui insangnya. Untuk mengatur komposisi cairan tubuh , teleostei minum banyak air dan sel sekresi yang terdapat dalam saluran pencernaan makanan  mengalihkan garam secara transpor aktif kedalam darah. Sel yang mensekresi klorida yang terdapat diinsang secara aktif memindahkan ion Cl- dari darah ke air laut dan ion Na+ mengikuti arah pergerakan ion Cl- agar cairan tubuh tetap netral. Ginjal ikan ini mengandung sedikit glomerulus, maka dari itu tidak mampu melaksanakan ultrafiltrasi. Semua kandungan urinnya seperti trimetilamin oksida yang menjadikan ikan mempunyai bau khas dan garam disekresikan ke tubulus renalis yang selanjutnya diikuti oleh air secara osmosis.

0 komentar:

Posting Komentar