Gerak merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Hewan bersel satu mempunyai kemampuan untuk bergerak misalnya dengan membentuk pseudopodia atau dengan bantuan silia atau flagella. Pada hewan yang lebih tinggi tingkatannya terdapat jaringan otot yang berfungsi untuk menyelenggarakan pergerakan. Dengan mempelajari mekanisme kontraksi otot dan sumber energi untuk kontraksi , kita dapat memahami harmonisasi gerakan tubuh dan gerakan-gerakan organ dalam.
Gerak dan fungsi otot
Hewan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan gerak dan dengan demikian menghasilkan kerja mekanik. Gerak dapat memenuhi pelayanan yang terdiri dari lokomosi, transport atau tugas lain. Gerak dibedakan menjadi gerak otot, gerak menggunakan lanjutan sel khusus (bulu cambuk atau bulu getar) dan gerak amoeboid dengan pembentukan kaki semu (pseudopodia). Gerak otot didasari atas kemampuan serabut otot dengan menggunakan energi yang berasal dari metabolisme yaitu memendek (kontraksi) dan kembali memanjang pada arah panjangnya (relaksasi). Dalam menimbulkan pergerakan tubuh, otot melakukan dua macam fungsi yaitu fungsi sadar dan tidak sadar.
Fungsi sadar otot meliputi :
- mempertahankan sikap tubuh
- melakukan berbagai macam pergerakan, diantaranya menyangkut anggota tubuh
- mendorong berbagai macam zat yang terdapat didalam macam-macam saluran misalnya gerakan makanan dalam saluran cerna, gerakan darah dalam pembuluh darah
- mendorong zat yang tersimpan dalam suatu kantung, misalnya empedu yang keluar dari kantung empedu, air seni yang keluar dari kantung kemih
- mengatur diameter saluran misalnya diameter pembuluh darah, diameter saluran nafas.
Komposisi otot
Bahan yang menyusun otot adalah air, protein, bahan anorganik, dan bahan organik selain protein.
Air
Otot mengandung 75%-80% air yang mempunyai peranan vital dalam kontraksi. Air mempunyai sifat kimia-fisika yang unik dan merupakan medium yang baik untuk ion anorganik dan zat organik yang terdapat dalam otot. Dehidrasi pada otot disebabkan oleh tekanan osmotik.
Protein
Sifat kontraksi pada otot disebabkan oleh adanya protein. Hampir semua protein otot terikat kuat pada fibril dan tidak mudah diekstraksi. Kira-kira seperlima protein otot merupakan tidak larut dan merupakan komponen struktural dari sel otot. Protein yang esensial pada otot dan mempunyai kemampuan kontraksi adalah aktin dan miosin. Aktin dan miosin jumlahnya kira-kira 45% dari seluruh protein otot. Protein lain yang memegang peranan dalam kontraksi otot adalah tropomiosin dan troponin. Tropomiosin mempunyai sifat membuat sensitif protein kontraktil terhadap kalsium.
Bahan anorganik
Terdapat dalam bentuk ion. Kalium dan natrium merupakan ion-ion yang sangat penting untuk otot karena akan berperanan dalam penerimaan rangsangan kontraksi otot.
Bahan organik
Bahan organik lain yang terdapat dalam otot antara lain otot glikogen, lipida, steroid, dan persenyawaan lain seperti ATP, kreatin, fosfokreaatin.
Sifat Otot
Ada 4 sifat jaringan otot yaitu :
Bahan anorganik
Terdapat dalam bentuk ion. Kalium dan natrium merupakan ion-ion yang sangat penting untuk otot karena akan berperanan dalam penerimaan rangsangan kontraksi otot.
Bahan organik
Bahan organik lain yang terdapat dalam otot antara lain otot glikogen, lipida, steroid, dan persenyawaan lain seperti ATP, kreatin, fosfokreaatin.
Sifat Otot
Ada 4 sifat jaringan otot yaitu :
- Kemampuan menegang, apabila otot mendapat rangsangan maka otot akan menegang atau otot akan memendek . Pemendekan bisa mencapai 1/6 panjang semula bahkan pada otot rangka mencapai 1/10 panjang semula
- Kemampuan memanjang
- Elastisitas atau kekenyalan. Setelah mengalami pemanjangan atau pengembangan, otot dapat kembali pada bentuk dan ukuran semula
- Peka terhadap rangsangan (iritabilitas), otot mampu mengadakan tanggapan (respon) apabila otot dirangsang
Otot rangka diaktifkan oleh impuls saraf yang dipacu dengan rangsangan mekanik atau elektrik. Pengaktifan otot tergantung kepada inervasi serabut otot. Sebuah saraf motorik pada ujung aksonnya bercabang-cabang dan berbentuk khusus yang disebut "motor end-plate" (lempeng akhiran) yang berinvaginasi kedalam serabut otot tetapi tetap berada diluar sarkoplasma. Invaginasi serabut otot itu disebut palung sinaps atau parit sinaps. Antara lempeng akhiran dengan palung sinaps terdapat ruangan yang disebut celah sinaps. Celah sinaps itu lebarnya 20-30 nanometer, terisi dengan suatu membrana basalis yang merupakan lapisan tipis dengan serabut retikuler. Dibagian dasar parit sinaps terdapat lipatan-lipatan yang disebut celah subneural yang sangat memperluas daerah tempat neurotransmiter pada sinaps. Dalam terminal akson banyak terdapat mitokondria yang banyak menyediakan enrgi untuk sintesis neurotransmiter yaitu asetilkolin. Asetilkolin disintesis dalam sitoplasma terminal dan kemudian dengan cepat diabsorpsi kedalam vesikel simpatik (kantong sinaps). Matriks lamina basalis dilekati oleh enzim kolinesterase yang berfungsi menguraikan asetilkolin. Hubungan antara saraf yang menginervasi otot dengan serabut otot disebut dengan hubungan neuromuskular (neuromuscular junction). Jika ada impuls sampai pada lempengan akhiran, maka ion kalsium yang terdapat dalam cairan ekstraseluler akan masuk kedalam lempeng akhiran. Ion kalsium menyebabkan vesikel asetilkolin pecah melalui membran dan terjadi eksositosis asetilkolin kedalam celah sinaps. Jika ion kalsium tidak ada atau kelebihan ion magnesium makaa pelepasan asetilkolin akan sangat terhambat.
0 komentar:
Posting Komentar