Kamis, 10 Mei 2012

ORGAN-ORGAN TAMBAHAN PADA EMBRIO (MEMBRANA EMBRYONALIS)

0 komentar
         
Selama proses perkembangan seluruh blastoderm akan mengalami pertambahan dalam area. Akan tetapi hanya sebagian kecil saja, yakni bagian aksial yang akan berkembang menjadi anak ayam sedangkan daerah disekelilingnya akan berkembang menjadi organ-organ tambahan yang berfungsi menjaga dan memberi makan kepada embryo selama pertumbuhannya. Ada empat macam membran embryonalis yaitu :

 1. Amnion dan Chorion (Serosa)
           
           Pada Pisces dan Amfibhia, perkembangan embryo terjadi pada mediym cair. Karena itu tidak diperlukan organ-organ pelindung baik terhadap kekeringan maupun perubahan-perubahan suhu, maka dari itu bangsa pisces dan amphibia tidak mempunyai amnion dan didalam klasifikasi embryologis dimasukan kedalam "Anamnia" (Anamniota). Sebaliknya pada reptile, aves dan mamalia embryona terbungkus didalam amnion yang mengandung cairan.
           Embryo telur ayam yang telah dierami selama 60-72 jam, telah memperlihatkan mulainya pembentukan amnion. Selaput amnion berasal dari lapisan meso dan ektoderm
  1. Dibagian depan embryo yaitu didepan lekukan kepala mulai terjadi lipatan yang disebut "amniotic head fold"
  2. Selanjutnya dibagian belakang melalui proses yang sama terbentuk pula "amniotic tail fold"
  3. Dikiri dan kanan embryo menyusul terbentukya "amniotic lateral fold"
Pada akhir hari kedua pengeraman , tiga perempat bagian embryo telah terbungkus oleh amniotic fold ini. Dalam perkembangan selanjutnya , ketiga macam lipatan tersebut akhirnya bersambungan ditengah - tengah yang disebut "sambungan seroamniotic" dan akhirnya terputus. Dengan demikian terbentuklah 2 kantong masing-masing berasal dari 2 lapis yaitu ektoderm dan mesoderm yaitu :
  • kantung amnion, disebelah dalam dan 
  • kantung chorion (serosa) disebelah luar
         Dengan adanya amnion ini, maka embryo menjadi terlindung dalam suatu ruangan yang disebut rongga amnion (amniotic cavity). Pada perkembangan selajutnya terbentuklah serabut-serabut otot polos pada dinding amnion. Kontraksi otot-otot tersebut menjaga agar embryo tidak melekat pada selaput amnion. Rongga amnion berisi cairan untuk menjaga agar perkembangan embryo bebas dan memberikan medium cair. Kantung sebelah luar adalah chorion (serosa) yang lapisan-lapisannya merupakan kebalikan dari amnion yaitu ektoderm disebelah luar dan mesoderm sebelah dalam. Antara mesoderm chorion dan mesoderm amnion terdapat ruangan lain yang merupakan coelom extra embryonalis . Pembentukan kantung amnion dan chorion menjadi lengkap pada akhir hari ketiga. Melihat cara terbentuknya lipatan amnion, maka unsur bagian dalam dari amnion ini terdiri dari ektoderm sedangkan lapisan bagian luar terdiri dari mesoderm. Sebaliknya lapisan bagian dalam dari chorion (serosa) dan mesoderm sedang lapisan bagian luarnya terdiri dari ektoderm.

2. Yolk Sac (saccus vitellinus)
 
          Yolk sac berkembang dari splachnopleura . Kantung ini terdiri dari 2 lapisan , disebelah dalam adalah entoderm dan disebelah luar adalah mesoderm. Setelah pengeraman 48 jam, pencernaan sudah terbentuk dan bagian-bagianya :
  • usus depan (fore gut)
  • usus belakang (hind gut)
  • usus tengah (mid gut )
lapisan entoderm di mid gut menyelubungi yolk membentuk kantung yang disebut "yolk sac". Dari dinding yolk sac dihasilkan enzim-enzim untuk mencerna yolk. Dengan demikian makin besar embryo, yolk sac  makin kecil sehingga hanya berupa pembuluh kecil saja yang disebut yolk stalk dan akhirnya pada saat menetas , yolk sac masuk kedalam usus. Dengan semakin kecilnya yolk sac, maka coelom ekstra embryonal antara chorion dan yolk sac menjadi bertambah besar. Ruangan ini segera akan diisi oleh allantois yang muncul pada kira-kira pengeraman 4 hari.

3. Allantois
 
          Pembentukan allantois berlangsung pada embryo yang telah berumur 72 jam. Allantois merupakan pelebaran dari hind gut. Mula-mula terbentuk sebagai pembuluh kemudian makin besar dan akhirnya menjadi kantung yang mengisi seluruh ruangan exoecoel (coelom extra embryonal). Fungsi allantois ialah :
  1. Sebagai tempat simpanan hasil ekskresi
  2. karena dinding allantois banyak mengandung kapiler-kapiler darah dan melekat pada rongga badan maka berfungsi juga sebagai alat pernapasan
  3. Dari dinding allantois dihasilkan juga enzim-enzim protease yang ikut mencernakan albumin telur
  4. Menyerap kalsium dari cangkang telur untuk diberikan kepada embryo. Dengan demikian cangkang telur semakin tipis sehingga mempermudah anak ayam menetas. 
Menetas
 
          Kira-kira setelah pengeraman 19 atau 20 hari, anak ayam telah mendekati pembentukan secara lengkap. Yolk sac menjadi terabsorbsi, tapi allantois masih tetap berfungsi. Pada tahap ini anak ayam terletak dengan posisi kepala dekat dengan rongga udara antara dua lapisan shell membrane. Segera setelah itu, kepalanya akan memecah membran sebelah dalam dan mulailah dia bernafas dengan udara yang berada dalam ruangan tersebut. Kenyataan bahwa anak ayam dapat menciap-ciap sebelum cangkangnya pecah menunjukan bahwa dia telah menggunakan peru-parunya untuk bernafas. Pada hari ke 20 dia membuat lubang kecil pada cangkang dengan menggunakan paruhnya yang berisi gigi telur yang khusus digunakan untuk tujuan itu. Setelah pulmo menggantikan fungsi untuk bernafas, allantois mulai dikeringkan dan akhirnya terputus pada titik tempat melekatnya pada bagian ventral anak ayam tersebut  yang disebut umbilicus. Pada hari berikutnya penetasanpun selesai. Anak ayam telah keluar dari telur. 

0 komentar:

Posting Komentar