Rabu, 30 Mei 2012

LAPORAN PRAKTIKUM SENSITIVITAS ANTIBIOTIKA PADA BAKTERI

0 komentar

Praktikum 10
I.       Judul     : Pengujian Sensitifitas Antibiotika Pada Bakteri
II.    Tujuan  : Untuk menentukan sifat sensitifitas antibiotika pada bakteri dengan metode Kirby-Bouer.
III. Landasan teori
Antibiotik merupakan suatu substansi kimia yang diperoleh atau dibentuk oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Sensitifitas bakteri terhadap antibiotika adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerentanan bakteri pada antibiotik. Uji kerentanan antibiotik biasanya dilakukan untuk menentukan antibiotik yang mampu mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pengujian untuk sensitifitas antibiotik sering dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer yaitu paper dish yang mengandung antibiotik ditempatkan kepiringan media agar dimana bakteri tumbuh. Jika sensitif terhadap antibiotik maka akan terbentuk lingkaran (berbentuk cincin) yang jelas atau disebut dengan zona inhibisi yang terlihat disekitar paper dish yang menunjukkan bakteri tidak dapat tumbuh disekitar antibiotik yang sensitif bagi bakteri tersebut. Metode lain untuk menguji sensitifitas yaitu dengan menggunakan metode Stoke. E-tes berdasarkan difusi antibiotik, pengenceran agar dan metode Broth untuk menentukan Konsentrasi Hambatan Minimum. Terapi antibiotik idealnya berdasarkan pada penentuan agen aetiological dan kepekaan antibiotik yang relevan. Beberapa antibiotik yang dapat digunakan antara lain penisilin, streptomycin, tetracylin, dan chloramphenicol. Adapun penjelasan dari beberapa jenis antibiotika yang akan diujikan adalah sebagai berikut:
a.       Penisilin
Penisilin adalah antibiotika yang berasal dari jamur Penicillium. Secara umum, antibiotik Penicilin bersifat signifikan, karena Penicilin adalah obat pertama yang efektif terhadap penyakit yang serius seperti penyakit sefilis dan infeksi Stapylococcus.
b.      Streptomycin
Streptomycin adalah obat yang termasuk kelompok aminoglycosyde. Streptomycin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif dengan menghentikan pemproduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Streptomycin digunakan untuk mengobati TB (Tuberculosis) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
c.       Tetracyclin
Tetracyclin adalah zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetracyclin, atau dengan fermentasi. Tetracyclin adalah spectrum luas poliketida yang dihasilkan oleh Streptomyces, genus dari Actinobacteria, diindikasikan digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Ini adalah inhibitor sintesis protein. Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat dan memainkan peran dalam memerangi kolera di negara maju. It is sold under the brand names Sumycin , Terramycin , Tetracyn , and Panmycin , among others. Actisite is a thread-like fiber form, used in dental applications.
d.      Chloramphenicol
Chloramphenicol adalah bakteriostatik antimicrobial. Hal ini dianggap sebagai proototipe antibiotika spectrum luas, disamping tetracyclin. Chloramphenicol efektif terhadap berbagai bakteri gram-positif dan gram negatif, termasuk sebagai organisme anaerobik. Chloramphenicol adalah inhibitor sintesis protein, yang menghambat aktivitas transferase peptida dari ribosom bakteri, mengikat A2A52 dan residu A2451 di 235 rRNA dari sub unit ribosom 50S, mencegah pembentukan ikatan peptide.

IV.             Alat dan bahan
a.       Alat
-          Lampu spiritus      (1 buah)
-          Petridis                  (1 buah)
-          Korek api
-          Cotton swap          (1 buah)
-          Penggaris               (1 buah)
-          Spidol                    (1 buah)
b.      Bahan
-          Antibiotika ( penisilin, streptomycin,
 tetracylin, dan chloramphenicol)              (secukupnya)
-          Media agar (Na)                                        (secukupnya)
-          Biakan murni bakteri                                 (secukupnya)
-          Kertas pembungkus Petridis                     ( 1 buah)
-          Discus antibiotika                                     ( 4 buah)

V.                Cara kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Menyalakan lampu Bunsen.
3.      Mengambil cawan petri yang telah diisi media agar dan membeku.
4.      Membagi masing-masing Petridish menjadi 4 daerah bagian dan beri label setiap daerah bagian sesuai dengan jenis antibiotika yang akan diuji.
5.      Setelah cawan petri dibagi menjadi 4 bagian oleskan biakan murni bakteri yang akan diujikan dengan menggunakan metode goresan, kemudian letakkan discus antibiotika yang telah diberi antibiotika yang berbeda (penisilin, streptomycin, tetracylin, dan chloramphenicol).
6.      Setelah meletakkan discus antibiotika, tunggu beberapa menit hingga discus antibiotika agak menempel dan balik cawan petri dan bungkus dengan mengggunakan kertas.
7.      Petridis yang telah dibungkus dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam pada suhu 300C.
8.      Mengamati zona hambatan bakteri yang terbentuk setelah 24 jam

I.                   Hasil pengamatan
Table hasil pengamatan :
No
Antibiotika
Diameter Zona Hambatan
1.
Tetracycline
1,5 cm
2.
Chloramphenicol
2 cm
3.
Streptomycin
1,2 cm
4.
Penisilin
0,5 cm



                      Pembahasan
Dalam uji sensitifitas dengan menggunakan metode Kirby-Bouwer kami dapat mengetahui beberapa jenis bakteri yang sensitif terhadap antibiotika yang diujikan. Discus antibiotika yang mengandung antibiotika ditempatkan pada media agar (Na) yang telah membeku dan telah diolesi bakteri. Bakteri yang sensitif terhadap antibiotika akan menunjukkan lingkaran seperti cincin yang disekitar discus antibiotika yang diletakkan diatas media agar, dimana lingkaran disekitar discus antibiotika ini disebut zona hambatan atau zona inhibisi. Dengan menguji sensitifitas antibiotika pada bakteri yang sama akan diperoleh diameter zona hambatan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena sensitifitas bakteri  terhadap setiap antibiotika berbeda. Selain itu juga dipengaruhi oleh kerentanan dari bakteri yang diuji terhadap masing-masing antibiotika.
Pada praktikum yang kami lakukan dengan pengujian menggunakan antibiotika penisilin, streptomycin, tetracyclin, dan chloramphenicol diketahui bahwa bakteri sangat sensitif atau rentan terhadap antibiotik utamanya pada antibiotika chloramphenicol, dimana panjang zona hambatan yang dibentuk mencapai 2 cm. Hal ini terjadi karena antibiotik chloramphenicol inhibitor sintesis protein yang menghambat aktivitas transferase peptida dari ribosom bakteri sehingga antibiotik ini efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada antibiotika tetracyclin zona hambatan yang terbentuk sepanjang 1,5 cm, ini terjadi karena antibiotik ini bekerja dengan menghambat pembentukan ribosom pada bakteri. Pada antibiotik streptomycin panjang zona hambatan yang terbentuk sepanjang 1,2 cm. Bakteri yang diuji sensitifitasnya dengan menggunakan antibiotika ini hanya sedikit yang mampu ditekan pertumbuhannya karena antibiotika ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif dengan menghentikan pemproduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup, sedangkan pada antibiotik penisilin panjang zona hambatan yang terbentuk sepanjang 0,5 cm karena bakteri ini tidak sensitif terhadap penicillin dan antibiotik ini tidak mampu menekan pertumbuhan bakteri ini secara maksimal. Pada umumnya penisllin mampu menekan pertumbuhan bakteri karena pada penisllin terdapat cincin β-laktat yang mampu merusak struktur bakteri, dimana bakteri yang bergram negatif memiliki enzim β-laktat yang dapat dirusak oleh cincin β-laktat. Tetapi karena penisilin telah digunakan sejak lama, bakteri sudah dapat beradaptasi sehingga saat ini beberapa bakteri telah resisten terhadap antaibiotik penisilin ini, termasuk bakteri yang kami ujikan.

.                           Simpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa bakteri yang diambil dari subak Pakel sangat rentan dan sensitif terhadap antibiotika, terutama pada antibiotika chloramphenicol, hal ini dibuktikan dengan terbentukkan zona hambatan yang cukup besar dari antibiotika lain yaitu sepanjang 2 cm, sedangkan bakteri yang diambil dari subak Pakel ini tidak sensitif dan rentan terhadap antibiotik penisilin terbukti dari terbentukkan zona hambatan yang pendek yaitu 0,5 cm, yang membuktikan bahwa penisillin tidak mampu menekan pertumbuhan bakteri dari subak Pakel ini.

.        Saran

0 komentar:

Posting Komentar