Kamis, 19 April 2012

PENGENDALIAN MIKROBA PART 1

0 komentar
          Mikroba dapat menimbulkan kerugian besar bahkan kematian karena mikroba dapat menyebabkan penyakit baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan serta kerusakan bahan pangan. Untuk menanggulangi kerugian tersebut maka penelitian mikrobiologi telah diarahkan untuk menemukan cara mengendalikan kegiatan mikroba secara lebih efisien. Alasan utama untuk mengendalikan mikroba adalah: untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membunuh mikroba pada inang yang terinfeksi, mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroba.

Mikrobiostatik dan mikrobiosida
          Bahan kimia dan fisika memainkan peranan penting dalam pengendalian mikroba. Bahan-bahan kimia dan fisika dapat dikelompokan berdasarkan atas pengaruh yang ditimbulkannya terhadap mikroba. Jika bahan tersebut menyebabkan hambatan atau penghentian pertumbuhan mikroba, bahan tersebut disebut mikrobiostatik sedangkan bahan yang dapat mematikan mikroba disebut mikrobiosida .
           Dengan demikian bakteriosida merupakan bahan pembunuh bakteri sedangkan bakteriostatik merupakan bahan penghambat pertumbuhan bakteri. Bahan yang dapat membunuh virus disebut virusida , yang dapat membunuh fungi disebut fungisida dan yang dapat membunuh alga disebut algasida . Bahan antimikroba yang dapat membunuh berbagai macam mikroba disebut germisida . Contoh fungisida :



Antiseptik dan disinfektan   
          Keadaan jaringan yang sakit akibat adanya koloni dan pertumbuhan mikroba patogen disebut septis. Untuk mencegah terjadinya septis digunakan antiseptik dan disinfektan. Antiseptik adalah senyawa kimia yang dapat menurunkan jumlah mikroba permukaan tubuh. Antiseptik sifatnya lebih lama sehingga tidak merusak jaringan misalnya iodium tinktur, isopropil alkohol merupakan antiseptik yang sering digunakan untuk mengobati luka pada kulit.Contoh antiseptik :



 Desinfektan merupakan senyawa kimia yang dapat mengurangi atau mematikan mikroba yang terdapat pada benda mati. Jadi disinfektan disini sifatnya lebih keras sehingga tidak digunakan pada permukaan tubuh, senyawa fenol merupakan disinfektan yang umum digunakan di rumah tangga, laboratorium dan rumah sakit untuk membunuh mikroba pada meja dan peralatan yang lain. Senyawa fenol sangat efektif membunuh berbagai jenis mikroba tetapi penggunaannya harus hati-hati sebab dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan degenerasi pada sistem saraf. Kadang-kadang dengan pengenceran yang tinggi disinfektan dapat digunakan sebagai antiseptik. Contoh  Desinfektan :




Disinfeksi, sanitasi, sterilisasi, dan tehnik aseptis
          Disinfeksi adalah usaha untuk menghilangkan atau mengurangi mikroba pada bahan dengan pemberian disinfektan. Sering istilah dekontaminasi digunakan sebagai pengganti disinfeksi tetapi dekontaminasi juga dipergunakan untuk menjelaskan pengurangan atau penghilangan kerugian akibat zat-zat kimia dan substansi radioaktif.
          Sanitasi adalah cara untuk mengurangi sejumlah mikroba sampai tidak menimbulkan kerugian baik secara kimiawi dan fisikawi
          Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau mematikan semua mikroba pada suatu bahan atau alat. Prosedur sterilisasi secara rutin dilakukan di laboratorium untuk menghilangkan kontaminasi mikroba dari media kultur dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam isolasi dan kultivasi mikroba. Prosedur ini juga dilakukan dirumah sakit pada peralatan bedah untuk mencegah terjadinya sepsis pasca bedah.
          Tehnik aseptik merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mencegah kontaminasi dalam mempertahankan kemurnian kultur mikroba atau pensterilan bahan.

0 komentar:

Posting Komentar