Selasa, 12 Maret 2013

SPERMA JADI RUSAK KALO KEBANYAKAN SUSU DAN KARBOHIDRAT

Menjaga kesehatan penting, tapi menjaga kesuburan juga tak kalah penting. Banyak orang menyarankan untuk sering mengonsumsi susu dan karbohidrat agar stamina terjaga. Dalam batas normal memang sah-sah saja. Tapi jika berlebihan, dampaknya bisa membahayakan sperma.

Sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa produk makanan berkarbohidrat dan susu dapat menurunkan kualitas sperma. Penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Reproductive Medicine di San Diego.

"Penelitian telah menemukan bahwa tampaknya terjadi tren penurunan jumlah sperma di seluruh dunia selama abad ke-20 secara keseluruhan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal itu mungkin berlanjut sampai awal abad 21," kata Dr Jorge Chavarro, asisten profesor nutrisi dan epidemiologi Harvard School of Public Health seperti dilansir Medical Xpress, Senin (11/3/2013).

Para peneliti melakukan 2 penelitian untuk menjelajahi dampak gizi terhadap kualitas sperma. Salah satu penelitian berfokus pada asupan susu dan penelitian lainnya berfokus pada konsumsi karbohidrat. Kedua penelitian ini melibatkan sekitar 200 pria sehat dan aktif berusia 18 - 22 tahun.

Hasil analisis mengungkapkan bahwa para peserta mendapatkan 30% asupan kalorinya dari karbohidrat. Peneliti menemukan bahwa asupan karbohidrat tidak mempengaruhi mobilitas ataupun bentuk sperma. Namun peneliti menemukan bahwa semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, maka jumlah sperma yang dihasilkan makin rendah.




Untuk penelitian mengenai susu, peneliti menemukan bahwa seiring meningkatnya asupan susu, maka tingkat kenormalan bentuk sperma semakin rendah. Pengaruhnya semakin kentara apabila produk susu yang dikonsumsi banyak mengandung lemak, misalnya keju dan krim. Namun jumlah ataupun kelincahan sperma tidak terpengaruh oleh konsumsi susu.

"Hasil dari kedua penelitian semakin mencolok setelah memperhitungkan sejumlah faktor yang mungkin mempengaruhi, misalnya berat badan, kebiasaan merokok, alkohol dan kebiasaan mengkonsumsi kafein," kata Chavarro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar