Rabu, 30 Mei 2012

LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH DESINFEKTAN TERHADAP MIKROBA


I.            Judul            : Pengendalian Mikroba
II.         Tujuan         : 1. Untuk mengetahui pengaruh desinfektan terhadap mikroba
III.      Landasan Teori
Mikroorganisme dapat menimbulkan kerugian besar bahkan kematian karena mikroba dapat menyebabkan penyakit baik pada manusia hewan maupun tumbuhan serta kerusakan bahan pangan.Untuk menanggulangik kerugian tersebut maka penelitian mikrobiologi telah diarahkan untuk
Menemukan cara mengendalikan kegiatan mikroba secara lebih efisien.Alasan utama untuk mengendalikan mikroba adalah untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, untuk membunuh mikroba pada inang yang terinfeksi, dan untuk mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroba.Mikroba dapat dikendalikan yaitu dengan mematikan atau menghambat pertumbuhannya melalui berbagai proses fisik maupun kimia. Banyak jenis bahan kimia yang bertindak sebagai desinfektan.Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat mengurangi atau mematikan mikroba yang terdapat pada benda mati.Desinfektan bekerja dengan cara membentuk ikatan kimia dengan protein, ikatan tersebut bersifat irreversible yaitu koagulasi atau denaturasi protein. Dengan demikian akan mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat merusak pada dinding sel, membrane sel, aktivitas enzim dan protoplasma sel. Sel yang mengalami gangguan akan mati atau terganggu pertumbuhannya. Zat kimia yang sering digunakan sebagai desinfektan adalah : iodium, AgNO3 0,1%, HgCL2 0,1%, fenol 5%, alcohol 70%, formaldehid 20%, dan lain sebagaiannya.

IV.      Alat dan bahan
·         Alat
-          Cawan petri                             (2 buah)
-          Paper dish (discus)                  (secukupnya)
-          Lampu Bunsen                        (1 buah)
-          Korek api                                (secukupnya)
-          Incubator                                 (1 buah)
-          Kapas                                      (secukupnya)
-          Pinset                                      (1 buah)
-          Spidol                                      ( 1 buah)
-          Penggaris                                 (1 buah)
-          Kertas                                      (secukupnya)
·         Bahan
-          Kultur murni bakteri               (secukupnya)
-          Larutan disinfektan
a.       Fenol 5%                           (secukupnya)
b.      Formaldehid                      (secukupnya)
c.       Iodium                              (secukupnya)
d.      Alkohol 70%                     (secukupnya)
e.       Cloroform                                     (secukupnya)
-          Aquades                                  (secukupnya)

V.         Cara kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Nyalakan lampu Bunsen
3.      Rendam paper dist dengan pada masing-masing disinfektan masing-masing 1 lembar dan sebagai control rendam peper dist di dalam aquades.
4.      Ambil 2 buah cawan petri yang telah steril, kemudian di fiksasi diatas lampu Bunsen.
5.      Buat 3 kuadra pada masing-masing cawan petri.
6.      Kemudian masukkan nutrient agar (Na) ke dalam masing-masing cawan dan tunggu hingga nutrient agar benar-benar membeku.
7.      Setelah membeku oleskan bakteri di seluruh permukaan nutrient agar secara merata, selanjutnya letakkan peper dist yang telah direndam dengan menggunakan disinfektan disetiap kuadran dan beri label pada bagian samping cawan petri.
8.      Sebagai control letakkan peper dist yang telah direndam didalam aqudes di salah satu kuadran pada cawan petri, kemudian diamkan hinnga melekat pada nutrient agar dan balik kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas.
9.      Cawan petri yang telah dibungkus selanjutnya dimasuukan ke dalam incubator selama 1x24 jam.
10.  Setelah 1x24 jam amati dan ukur zona hambatan tiap peper dist disinfektan.

VI.      Hasil pengamatan
No.
Desinfektan
ZonaHambatan
1.
Fenol
3,4 cm
2.
Formaldehid
1 cm
3.
Iodium
0,8 cm
4.
Alkohol
4 cm
5.
Chloroform
0,9 cm
6.
Aquades (control)
0 cm


VII.       Pembahasan
Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Faktor utama yang menentukan bagaimana desinfektan bekerja adalah kadar dan suhu desinfektan, waktu yang diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada, dan keadaan bahan yang didesinfeksi. Mekanisme kerja desinfektan mungkin berbeda-beda dari satu desinfektan ke yang lain. Akibatnya mungkin disebabkan oleh kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada protein sel atau pada gen yang khas yang berakibat kematian atau mutasi.
        Pada praktikum yang kami lakukan, media agar yang diberi desinfektan Fenol terdapat zona hambatan 3,4 cm. Hal ini dikarenakan bakteri bersifat sensitif atau rentan terhadap Fenol, sehingga Fenol efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Pada media agar yang diberi Formaldehid terdapat zona hambatan 1 cm. Hal ini dikarenakan bakteri bersifat kurang sensitif atau rentan daripada Fenol, sehingga Formaldehid kurang efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, dan membentuk zona hambatan yang lebih sempit dari Fenol. Pada media agar yang diberi Iodium terdapat zona hambatan 0,8 cm. Hal ini dikarenakan bakteri bersifat sangat kurang sensitif atau rentan dibandingkan Fenol dan Formaldehid, sehingga Iodium sangat kurang efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Media agar yang diberi Alkohol terdapat zona hambatan 4 cm, yang diberi Chlorofom terdapat zona hambatan 0,8 cm, sedangkan pada yang diberi Aquades (kontrol) tidak terdapat zona hambatan (0 cm).Hal ini menunjukkan bakteri bersifat paling sensitif atau rentan terhadap Alkohol, dibandingkan dengan Chloroform, sehingga Alkohol lebih efektif dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.


VIII.    Simpulan
Bakteri dapat dikendalikan dengan menggunakan desinfektan, yaitu senyawa kimia yang dapat mengurangi atau mematikan mikroba yang terdapat pada benda mati. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, bakteri paling sensitif atau rentan terhadap desinfektan Fenol dan Alkohol. Sedangkan pada Formaldehid, Iodium dan Chloroform bakteri masih bersifat resisten.

IX.          Saran
1.      Ketika akan meletakkan peper dist pada media Agar sebaikkan peper dist diletakkan di bagian tengah untuk mempermudah pengukuran zona hambatannya.
2.      Saat akan mengoleskan bakteri diatas media agar pastikan Agar benar-benar beku agar ketika mengoleskan bakteri pada media Agar, nutrient Agar tidak rusak dan media yang rusak akan mempengaruhi pengendalian mikroba terhadap disinfektan.

Daftar pustaka
Ristiati ,Dra.Ni Pt. 2000. Pengantar Biologi Umum. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
M. Sanusi. 1999.LKM Mikrobiologi .Singaraja : Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja.
Pelczar, Michael  J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar